Demak - Ada tradisi yang unik bagi masyarakat pesisir khususnya Demak dan Jepara yang berkaitan dengan datangnya malam Nisfu Sya’ban ( tanggal 15 bulan Sya’ban Ruwah: Bhs. Jawa) selain memperingatinya dengan bacaan surat Yasin sehabis shalat Maghrib diteruskan dengan do’a di Masjid, Musholla atau rumah-rumah warga.
Tak ketinggalan juga masih ada tradisi memasang lampu lampion beraneka bentuk. Lampion ini dulunya hanyalah lilin yang dibuatkan wadah dari kertas minyak berwarna warni yang digantung didepan pintu. Namun seiring perkembangan jaman lampion ini berubah menjadi berbagai bentuk ada mobil-mobilan , kapal-kapalan , binatang dan masih banyak lagi yang lainnya.
Malam Nisyfu Sya’ban ini bagi pengrajin lampion, mobil-mobilan , kapal-kapalan atau bentuk yang lain merupakan event untuk menangguk keuntungan setiap tahun sekali. Mereka membuat mobil-mobilan itu jauh hari sebelum bulan Sya’ban tiba , dan menjualnya ketika peringatan itu kurang dua minggu dengan cara memamerkannya dipinggir-pinggir jalan , atau juga ke pasar-pasar dipelosok desa.
” Satu buah mobil-mobilan ini kami jual kepada pengepul Rp 10.000,- setiap buahnya , dan oleh para bakul mobil-mobilan ini dijual Rp 15.000,- , untungnya ya lumayan . Warga desa kami setiap tahun pasti membuat kerajinan mobil-mobilan ini ” , ujar salah ibu Iliyah yang menjual mobil-mobilan yang ditemui di pasar Baru desa Kedungmutih.
” Satu buah mobil-mobilan ini kami jual kepada pengepul Rp 10.000,- setiap buahnya , dan oleh para bakul mobil-mobilan ini dijual Rp 15.000,- , untungnya ya lumayan . Warga desa kami setiap tahun pasti membuat kerajinan mobil-mobilan ini ” , ujar salah ibu Iliyah yang menjual mobil-mobilan yang ditemui di pasar Baru desa Kedungmutih.
Memang mobil-mobilan , lampion menjadi ciri khas dari peringatan Nisfu Sya’ban ini , sehingga jika waktunya telah tiba para orangtua selain menyiapkan uba rampe untuk peringatan ini yaitu membuat selamatan di Masjid atau Musolla tidak lupa pula membelikan lampion atau mobil-mobilan untuk putra-putri mereka yang masih kanak-kanak.
Jika bedhug maghrib tiba sehabis sholat para orang tua secara berjamaah atau di rumah membaca surat Ya-sin sebanyak 3 kali beserta do’anya , sedangkan anak-anak pawai mobil-mobilan dan lampion mengitari sebagian desa secara bersama-sama.
Sesudah meraka lelah berkeliling mobil-mobilan dan lampion selanjutnya diparkir di depan pintu rumah dengan lampu warna warni yang masih menyala sampai pagi hari tiba. Sehingga jika peringatan Nisyfu sa’ban tiba dari kejauhan akan kelihatan lampu yang berwarna warni yang dipasang di setiap depan rumah warga.(Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar