Bambu diturunkan dari truk |
Demak
– Sejak
dahulu bambu dikenal sebagai tanaman yang mempunyai banyak manfaat. Selain
digunakan sebagai bahan kerajinan tangan untuk berbagai keperluan. Tanaman
jenis rumput-rumputan ini juga dibutuhkan para nelayan dan petani tambak
sebagai bahan bangunan sebagai pengganti kayu.
Bambu ini oleh para
nelayan dibuat untuk bagan-bagan tancap atau apung dilaut. Bambu itu dirancang
sedemikian rupa sehingga mampu menyanggah jaring untuk menangkap ikan. Satu bagan
tancap atau apung membutuhkan bambu puluhan hingga ratusan tergantung dari
besarnya bagan tancap atau apung.
Sedangkan para petani
tambak membutuhkan bamboo ini sebagai tiang pembuat gubug atau gudang garam.
Dengan tiang bambu ini biaya pembuatan gudang lebih murah jika dibandingkan
dengan kayu. Oleh karena itu jika musim garam tiba rezeki penjual bamboo cukup
berlimpah.
“ Meski kayu lebih awet ,
namun harga kayu cukup mahal. Petani tambak masih membutuhkan bamboo. Satu
gudang garam sedang setidaknya butuh bamboo lebih 50 batang “, ujar Zaedun
penjual Bambu di pasar lama desa Kedungmutih.
Zaedun yang membantu usaha
ibunya mengatakan , bambu-bambu jualannya itu ia pasok dari daerah Jepara
seperti Mayong, Nalumsari , Bate , dan daerah hutan lainnya. Biasanya pembelian
bambu dengan cara borongan satu truk dengan ukuran beragam.
Sesampainya di tempat
bambu-bambu itu seterusnya dipilah-pilah sesuai dengan ukurannya . Ada
ukuran bambu besar panjang , besar
sedang , dan kecil. Harga yang ditawarkan kepada konsumen juga berbeda-beda
tergantung dari jenis dan panjangnya. Harga yang ditawarkan berkisar Rp 10 ribu
– Rp 100 ribu.
“ Biasanya kalau untuk
pembuatan bagan apung membutuhkan bambu dengan ukuran sedang sampai besar harga
perbatang bisa sampai 100 ribu. Tetapi jika untuk membuat peralatan oleh garam
biasanya bambu ukuran sedang atau kecil “, cukup.
Usaha penjualan bambu ini
menurut Zaedun cukup prospektif dengan keuntungan yang lumayan besar. Tinggal
pandainya kita menaksir harga borongan pembelian bambu dari pengepul asal Jepara dan daerah lainnya. Selain itu
juga pandai-pandainya kita memilah bambu sesuai dengan jenis dan
peruntukkannya.
“ Ya yang namanya usaha ya
kadang untuk besar , ya kadang untuk sedikit. Pandai-pandainya kita mengatur
keuangan. Yang penting kita bagus melayani pelanggan keuntungan akan datang
dengan sendirinya”, kata Zaedun yang membuka usaha hampir 6 tahun. (Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar