Desa Babalan, Wedung, Demak, Jawa Tengah, dulu dikenal sebagai desa pelosok yang jauh dari keramaian. Selain akses jalan masuk ke desa tersebut masih sulit dijangkau, juga kultur masyarakatnya yang masih kental dengan kesederhanaan dan ketradisionalannya. Nilai keagamaan Islam sangat kelihatan mencolok, apabila dihitung dari jumlah tempat ibadah dan dan pondok pesantren tempat belajar agama Islam didirikan.
Dikenal sebagai desa pesisir yang mengandalkan hasil laut dan tambak sebagai mata pencaharian penduduknya. Desa ini juga dikenal sebagai desa dengan jumlah penduduk yang cukup besar. Sehingga saat ini di setiap tempat dapat dipastikan ada komunitas warga desa Babalan, karena mereka banyak bermigrasi mencari penghidupan baru di tempat lain.
Namun, setelah puluhan tahun berjalan Desa Babalan kini mengalami kemajuan di bidang bidang pendidikan dari PAUD, TK, RA, SD, MI , MTs dan MA (Madrasah Aliyah, sederajat dengan SMA/SMK). Sehingga warga desa yang ingin melanjutkan pendidikan sampai Sekolah Menengah (tingkat) Atas tidak perlu ke luar desa.
Di bidang pembangunan sarana prasarana desa, Babalan sudah menunjukkan kemajuan signifikan. Jalan kampung sudah mulus dan bangunan sekolah sudah bagus. Hal ini dijadikan barometer bahwa kondisi dan situasi desa memang sudah baik dan tertata teratur. Bangunan tempat ibadah juga tidak kalah bagusnya, karena setiap waktu mendapat perbaikan dari iuran warganya.
Sosial masyarakatnya terus berkembang ke arah pemberdayaan, ini terlihat dari suksesnya program pemerintah. PNPM Mandiri dan program-program lain berjalan dengan bagus. Setiap tahun pasti ada kegiatan pembangunan di desa berbatasan dengan pantai laut Jawa ini, baik yang program pembangunan yang bersumber dari ADD, APBD II dan dana swadaya masyarakat .
Yang sangat perlu dibantu oleh pemerintah adalah akses jalan masuk ke desa tersebut hingga kini masih perlu perhatian serius oleh semua pihak. Perlu dimakmuli oleh masyarakat luar desa, bahwa desa ini adalah terletak di ujung daratan berbatasan dengan laut. Desa ini terletak di tengah persawahan (pertambakan-red) yang jauh dari tiga desa sekitar yang ngerungkebimembatasinya.
Akses jalan menuju desa Babalan ini hanya ada dua, yaitu dari dua arah (selatan dan utara) masih perlu ditingkatkan, karena kondisinya masih sangat buruk. Dari arah selatan, yaitu dari Dusun Menco Desa Berahan Wetan kondisi jalan belum memadai sehingga pengguna kendaraan roda empat masih kesulitan untuk menuju desa ini. Apalagi jika musim hujan, jalan sepanjang 4 (empat) kilometer beberapa tempat menjadi kubangan lumpur sehingga menyulitkan kendaraan yang lewat.
Begitu juga jalan dari arah utara, yaitu dari Desa Kedungmutih sepanjang 3 (tiga) lilometer menuju desa Babalan juga perlu perbaikan, karena masih berujud jalan beton dan belum semuanya tersambung. Beberapa ruas masih berujud makadam yang jika musim hujan tiba, akan menimbulkan genangan yang menyulitkan orang (apalagi kendaraan) melewatinya.
Padahal desa Babalan menyimpan potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Selain dikenal sebagai desa nelayan, desa ini juga sangat potensial tambak ikan dan tambak garamnya. Pemandangan di desa ini juga cukup bagus, karena masih ada sungai-sungai kecil di sepanjang dalam wilayah desa.
Pada hari Minggu atau libur, desa ini menjadi arena memancing yang cukup mengasyikkan. Pemancing boleh sesuka hati nongkrong di sepanjang sungai yang mengelilingi desa. Pemancing pun tidak perlu kehabisan bekal, karena di desa ini ada pasar tradisional yang juga menyediakan umpan dan pakan pemancing. Tidak sedikit juga pemancing dari luar kota seperti Kudus, Semarang, Jepara, Purwodadi dan Demak sendiri yang menyewa perahu untuk memancing ke tengah laut. Intinya penghoby mancing akan merasa rugi seumur hidup apabila belum berkunjung ke desa Babalan, desa yang menjadi ‘sorga’nya para pemancing maniak. Untuk dapat mencapai lokasi desa ini, Anda dapat menempuh route dari arah Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara dan atau dari Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. (Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar