Rabu, 26 Maret 2014

Cak Nun: Pilih Capres Soekarno-Soeharto


CakNun-19Pergantian pemimpin itu adalah sunnatullah, dan maraknya masyarakat membicarakan pemilu, tidak perlu dipikir terlalu dalam. Yang terpenting justru pemimpin di tingkat daerah inilah yang paling diperhatikan, karena keberadaan bupati atau walikota di pemerintahan daerah tersebut sangat bertanggung jawab dan bersinggungan langsung dengan kepentingan dan kehidupan rakyat. 

Demikian pesan moral budayawan, Emha Ainun Najib dalam ceramah Pengajian Budaya-nya menyambut HUT Demak ke-511 di pelataran Masjid Agung Demak, Rabu (26/3) semalam.

“Kalau bupati dan walikota di pemda sini sudah baik, peduli rakyat dan mengusahakan kemajuan dan kesejahteraan rakyatnya, maka kewajiban bapak, ibu dan saudara-saudara sebagai rakyat daerah itu sudah terlepas. Soal presidennya siapa, gak usah dipikirkan karena tidak akan mempengaruhi perubahan secara signifikan terhadap kemajuan dan kesejahteraan rakyat di daerah ini”, kata Cak Nun, panggilan akrab Emha Ainun Najib ini.

“Mau Ponari atau Jokowi, ggak masalah.”, tambah Cak Nun.

Yang perlu diingat dan dijadikan pedoman dalam memilih presiden adalah memilih orang bertanggung jawab atas tugas yang diembannya, dan yang benar-benar sudah diketahui hasil kinerjanya. Jangan memilih orang yang baru setengah perjalanan.

“Jangan memilih orang yang baru melaksanakan salat dua rekaat, kemudian diminta pindah menjadi imam di masjid lain. Itu salatnya batal alias tidak sah” kata Cak Nun tanpa menyebut nama capres dimaksud.

Budayawan yang juga sering disebut kiai mbeling ini menyarankan, agar pada Pemilihan Presiden 2014 mendatang masyarakat memilih orang atau calon presiden yang memiliki karakter dan komitmen seperti Presiden Soekarno yang berani tegas menolak kemauan Amerika Serikat dan Presiden Soeharto yang memiliki komitmen tinggi terhadap kaum petani. (mac)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar