Minggu, 23 Maret 2014

Paska Banjir, 15 Orang Terjangkit Leptospirosis Tiga Penderita Meninggal

Suntiana setia menunggui suaminya yang tekena leptospirosis

Demak - PASKA banjir dengan intensitas hujan yang tinggi, menimbulkan wabah penyakit leptospirosis. Di Demak Jawa Tengah, sudah tercatat belasan orang terjangkit penyakit kencing tikus ini, tiga orang diantaranya sudah meninggal dunia.
Musim hujan tahun ini, menjadi tamparan keras bagi Demak. Wabah leptospirosis, masih menghantaui nasib warga. Hingga hari ni, sebagian penderita masih dalam perawatan di rumah sakit.
Leptospirosis atau penyakit kencing tikus, bisa dikatakan penyakit paska banjir. Penularan penyakit ini, melalui sentuhan tubuh dengan genangan air yang mengandung bakteri leptospirosis.
Seperti Sunardi, warga Kelurahan Mangunjiwan Kecamatan Demak, setelah menambak dari sawah, bandannya menjadi panas dingin, ternyata ia terinveksi leptospirosis.
“Sudah delapan hari, dia dirawat di rumah sakit,” kata istrinya, Suntiana yang setia menunguinya di rumah sakit.
Kebanyakan warga yang terserang leptospirosis, akibat sering bersentuhan dengan genangan air yang kotor, atau pemukiman yang dekat dengan areal persawahan.
Menurut Dokter Penyakit Dalam RSUD Sunana Kalijaga Demak, Diana Primadianti, gejala awal leptospirosis, seperti penyakit demam pada umumnya, dibarengi rasa nyeri pada badan dan dipersendian tulang.
Bila penyakit sampai pada stadium berat, akan ditandai dengan mata berwarna kuning. “Untuk antisipasi, segera penderita harus dibawa berobat ke fasilitas kesehatan terdekat,” jelasnya.
Sementara DinasKkesehatan Demak, telah mencatat, sebanyak 15 orang menderita leptospirosis, tiga penderita diantaranya telah meninggal dunia.
“Leptospirosis telah menyerang di 13 desa pada lima kecamatan, meliputi Kecamatan Demak, Wedung, Bonang, Sayung, dan Kecamatan Wonosalam,” ungkap Seksi Pemberantasan Penyakit pada Dinas Kesehatan Demak, Tri Handayani.
Menyikapi serangan leptospirosis yang tinggi, Dinas Kesehatan segera membentuk tim. Tim ini akan bertugas menyelidi epidemiologi, meliputi deteksi dini, serta pemberian kaforit pada genangan, di tempat air minum, dan lingkungan yang masih lembab. (sukma)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar